Setting Modem Smartfren Connex AC682 UI di Ubuntu

20.27 Posted by Ali Mahfud 3 comments

Alhamdulillah…setelah googling akhirnya ketemu juga cara setting modem Smartfren di Linux Ubuntu. Ini dia berikut caranya
  1. Download dan install dulu yang namanya WVDIAL, anda bisa download disini
  2. Masuk ke Dekstop Ubuntu, colokkan modem kemudian buka terminal. Di terminal ketikkan lsusb, maka akan muncul seperti ini
    ZoomUltra@Citycell:~$ lsusb
    Bus 003 Device 002: ID 09da:000a A4 Tech Co., Ltd Port Mouse
    Bus 003 Device 001: ID 1d6b:0001 Linux Foundation 1.1 root hub
    Bus 002 Device 003: ID 19d2:ffde ONDA Communication S.p.A.
    Bus 002 Device 001: ID 1d6b:0001 Linux Foundation 1.1 root hub
    Bus 001 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub

    Dari hasil tersebut bisa kita dapatkan 19d2 : ffde. Kode ffde berarti modem terdeteksi sebagai storage device atau CD-ROM.
  3. Sekarang kita eject drive CD-ROM nya. Ketikkan sudo eject /dev/sr1
  4. Ketikkan lagi lsusb untuk melihat perubahan ffde menjadi ffdd
    ZoomUltra@Citycell:~$ lsusb
    Bus 003 Device 002: ID 09da:000a A4 Tech Co., Ltd Port Mouse
    Bus 003 Device 001: ID 1d6b:0001 Linux Foundation 1.1 root hub
    Bus 002 Device 004: ID 19d2:ffdd ONDA Communication S.p.A.
    Bus 002 Device 001: ID 1d6b:0001 Linux Foundation 1.1 root hub
    Bus 001 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
  5. Ketikkan perintah di terminal sudo modprobe usbserial vendor=0x19d2 product=0xffdd
  6. Ketikkan sudo wvdialconf untuk membuat konfigurasi modem
  7. Edit file wvdial.conf menggunakan perintah sudo nano /etc/wvdial.conf. Ubah isi file menjadi seperti ini

    [Dialer smart] Init2 = ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
    Modem Type = Analog
    Modem Phone = #777
    ISDN = 0
    Username = smart
    Init1 = ATZ
    Password = smart
    Modem = /dev/ttyUSB0
    Baud = 460800
    Command Line = ATDT Stupid Mode = 1
  8. Ketikkan perintah wvdial smart untuk melakukan dial modem Smartfren ZoomUltra@Citycell:~$ sudo wvdial smart
    –> WvDial: Internet dialer version 1.60
    –> Cannot get information for serial port.
    –> Initializing modem.
    –> Sending: ATZ
    OK
    –> Sending: ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
    ATQ0 V1 E1 S0=0 &C1 &D2 +FCLASS=0
    OK
    –> Modem initialized.
    –> Sending: ATDT#777
    –> Waiting for carrier.
    ATDT#777
    CONNECT
    –> Carrier detected. Waiting for prompt.
    ~[7f]}#@!}!} } }=}!}$}%\}”}&} } } } }#}%B#}%}%}&hk#>}’}”}(}” !~
    –> PPP negotiation detected.
    –> Starting pppd at Fri Dec 3 23:01:31 2010
    –> Pid of pppd: 1647
    –> Using interface ppp0
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> local IP address 10.1.63.194
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> remote IP address 2.2.2.2
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> primary DNS address 117.18.224.146
    –> pppd: ???[08]???[08]
    –> secondary DNS address 117.18.224.147
    –> pppd: ???[08]???[08]
  9. Modem Anda sudah bisa digunakan untuk berinternet.
  10. Jika anda ingin disconnect, tekan saja tombol Ctrl+C pada terminal linux anda.
  11. Dan jika anda ingin mengkoneksikan modem smartfren kembali, mulailah dengan perintah : 

  • #lsusb (enter)
  • #eject /dev/sr1 (enter)
  • #modprobe usbserial vendor=0x19d2 product=0xffdd (enter)
  • #wvdial smart atau wvdial (enter)
Selamat Mencoba !!!!

IPv6 di Debian GNU/Linux -- Instalasi IPv6

19.50 Posted by Ali Mahfud No comments
 
 
Maaf sebelumnya kalo repost...
hanya sekedar catatan dan sharing... 
 
Implementasi IPv6 di Debian GNU/Linux
._____________         ________     .___.__
|   \______   \___  __/  _____/   __| _/|__|
|   ||     ___/\  \/ /   __  \   / __ | |  |
|   ||    |     \   /\  |__\  \ / /_/ | |  |
|___||____|      \_/  \_____  / \____ | |__|
                            \/       \/    
       ________        ___.   .__              
       \______ \   ____\_ |__ |__|____    ____ 
Oleh Indra Kusuma, 2002      |    |  \_/ __ \| __ \|  \__  \  /    \
         |    `   \  ___/| \_\ \  |/ __ \|   |  \
       /_______  /\___  >___  /__(____  /___|  /
               \/     \/    \/        \/     \/
Pendahuluan

 Instalasi IPv6 tidak hanya dapat di lakukan di lingkungan Linux Operating
System, Ipv6 juga bisa di terapkan di keluarga BSD dan Windows. Penjelasan pada dokumen
ini tidak tertutup pada Linux Debian saja, tetapi bisa juga di terapkan di keluarga
Linux lainnya, we are still a family :)

Perlengkapan

1. Tentu saja Linux Debian Operating System :)
2. Kernel yang support IPv6 baik itu sudah terkompilasi atau sebagai module.
   Untuk mengecheck apakah Debian sudah support IPv6 periksa apakah terdapat
   file /proc/net/if_inet6 atau jalankan perintah :
   
    # test -f /proc/net/if_inet6 && echo "Kernel sudah support IPv6"
 
   Apabila perintah di atas tidak menghasilkan "Kernel sudah support IPv6" maka kernel
   belum mensupport IPv6.
   Untuk mendapatkan agar kernel support IPv6 coba untuk mengaktifkan module IPv6 dengan
   menjalankan perintah :
   
    # modprobe ipv6
 
   atau :
   
    # insmod /lib/modules//kernel/net/ipv6/ipv6.o
 
   Apabila masih gagal dalam mengaktifkan module IPv6 maka kernel harus di config dan di
   compile lagi.
3. Paket iproute, paket ini optional tetapi _sangat_ di _sarankan_.
   Untuk mengecheck apakah paket iproute sudah terinstall jalankan perintah :
    
 # dpkg -l |grep iproute
 
   Apabila menghasilkan
   "ii  iproute        20010824-8     Professional tools to control the networking"
   maka paket iproute sudah terinstall dengan baik, apabila belum maka paket iproute
   harus di install dengan menjalankan perintah :
    
 # apt-get install iproute
 
4. Paket debugging IPv6 seperti ping6 dan traceroute6, paket ini kita gunakan untuk
   mengetest koneksi di IPv6.
   program ping6 terdapat pada paket iputils-ping, sedang traceroute6 ada pada paket
   iputils-tracepath.
   untuk menginstall sekaligus mengecheck paket ini jalankan perintah :
    
 # apt-get install iputils-ping iputils-tracepath
 
5. Tunnel broker, alias penyedia tunnel gratis untuk IPv6.
   Daftar ke salah satu penyedia IPv6 tunnel untuk mendapatkan akses ke network IPv6 dan
   mendapatkan alokasi alamat IPv6, ini Kumpulan Penyedia Tunnel IPv6
   Untuk tunnel IPv6 broker di sarankan untuk mendaftar ke Hurricane Electric
   Apabila ingin mencoba IPv6 dalam intranet tidak di perlukan tunnel IPv6 broker ini.

Langkah Instalasi

Perlengkapan untuk implementasi IPv6 sudah harus tersedia agar dapat menjalankan langkah
langkah instalasi.

1. Menambahkan alamat IPv6 ke interface yang sudah tersedia (eth0, eth1, dll)
   dengan perintah "ip" :

 # ip -6 addr add / dev 
 # ip -6 addr add 3ffe:ffff:0:f101::1/64 dev eth0
 
   dengan perintah "ifconfig" :
   
    # ifconfig  inet6 add /
 # ifconfig eth0 inet6 add 3ffe:ffff:0:f101::1/64
2. Melihat alamat IPv6 yang telah di tambahkan
   dengan perintah "ip" :

    # ip -6 addr show dev 
 # ip -6 addr show dev eth0

   dengan perintah "ifconfig" :

    # ifconfig 
 # ifconfig eth0 |grep "inet6 addr:"

Sekarang interface itu telah terpasang alamat IPv6 dengan baik , untuk lebih meyakinkan
test dengan ping6 :

 # ping6 
 # ping6 3ffe:ffff:0:f101::1

Apabila semua berjalan lancar maka IPv6 telah terimplementasikan dengan baik.
Selamat menginjakan kaki di tanah IPv6 :)

Apabila ingin mejelajah ke dunia IPv6 atau internet pada IPv6, maka server yang sudah
terinstall IPv6 ini harus di install tunnel IPv6 agar bisa melakukan koneksi dengan
gateway IPv6.

3. Catat konfgurasi tunnel IPv6 yang telah di daftarkan, seperti :
 Server IPv4 address - Alamat IPv4 Server
 Server IPv6 address - Alamat IPv6 Server
 Client IPv6 address - Alamat IPv6 Client (IPv4 komputer kita)
   Ingat server yg akan kita install IPv6 ini adalah sebagai Client dalam (konfigurasi) tunnel itu.
4. Buat tunnel baru dengan nama "tunnelku" dan melakukan koneksi ke server di tunnel broker
   dengan perintah :
   
 # ip -6 tunnel add tunnelku mode sit remote 
 # ip -6 tunnel add tunnelku mode sit remote 202.155.119.155
5. Mengaktifkan tunnel interface

 # ip -6 link set dev  up
 # ip -6 link set dev tunnelku up
6. Menambahkan alamat ipv6 di interface

 # ip -6 addr add  dev 
 # ip -6 addr add 2001:470:1f00:404::2001/64 dev tunnelku
7. Menambahkan routing table dengan default gateway ke arah Alamat IPv6 Server

 # ip -6 route add  dev 
 # ip -6 route add 2000::0/3 dev tunnelku
8. Check dan lihat kembali konfigurasi IPv6nya
   Melihat tunnel IPv6 yang terpasang
 
 # ip -6 tunnel show
   Melihat alamat IPv6 yang terpasang

    # ip -6 addr show
   Melihat tabel routing yang terpasang

    # ip -6 route show
9. Check koneksi ke luar dengan menggunakan ping6 dan traceroute6

 # ping6 ipv6.he.net
 # traceroute6 ipv6.he.net

Apabila konek berjalan dengan lancar maka koneksi dengan internet IPv6 berjalan dengan
baik dan Selamat datang di dunia IPv6 :)

Pengembangan Lebih Lanjut

 IPv6 di Debian tidak hanya bertujuan agar bisa mengimplementasikan pada jaringan
network, tetapi juga harus dapat di implementasikan pada tingkat aplikasi. Beberapa paket
yang tersedia di Debian dan sudah support dengan IPv6 adalah ssh, postfix, djbdns, ucspi,
apache, dll. Informasi tentang pengembangan aplikasi ini dapat di lihat di 
http://debian.fabbione.net, penulis mempunyai
site sendiri untuk paket yaitu di http://debian.kusuma.or.id,
rekan Dhidhel Dedel Duel juga memdevelop aplikasi di debian yang terdapat di
http://kebo.vlsm.org/~dhidhel/debian/

Pendekatan Implementasi IPv6

19.36 Posted by Ali Mahfud No comments

Abstract: Dengan semakin pesatnya perkembangan internet, alokasi alamat publik IPv4 juga semakin sedikit. Sebagai salah satu langkah untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkanlah IPv6. Proses implementasi IPv6, memerlukan perubahan terhadap infrastruktur komunikasi, baik di sisi terminal, aplikasi  maupun di sisi jaringan. Booming IPv6 tidak dapat diprediksi terjadinya. Oleh karena itu maka diperlukanlah skenario implementasi IPv6 khususnya bagi penyelenggara telekomunikasi.

Sekilas mengenai IPv6
    IPv6 yang disebut sebagai IP next generation, bagi penyelenggara telekomunikasi merupakan teknologi yang perlu diantisipasi pertumbuhan demand dan implementasinya. Pada saat ini hampir semua aplikasi bisnis khususnya di segmen korporasi masih memanfaatkan teknologi IP eksisting yakni IPv4, namun demikian belum terdapat tanda yang jelas kapan migrasi atau implementasi IPv6 secara global akan terjadi.
Kelebihan atau solusi yang terdapat di dalam desain IPv6 adalah salah satu pemicu percepatan implementasi. Kelebihan-kelebihan IPv6 adalah sebagai berikut:     

1)       IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan alamat IPv4 (32 bit). IPv6 dengan 128 bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak, yang memungkinkan IP-nisasi berbagai perangkat (PDA, handphone, perangkat rumah tangga, perlengkapan otomotif).
2)       Aspek keamanan dan kualitas layanan (QoS) yang telah terintegrasi.
3)      Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang berhirarki memungkinkan dukungan terhadap komunikasi bergerak tanpa memutuskan komunikasi end-to-end.
4)      IPv6 memungkinkan komunikasi peer-to-peer tanpa melalui NAT, sehingga memudahkan proses kolaborasi / komunikasi end-to-end: manusia ke manusia, mesin ke mesin, manusia ke mesin dan sebaliknya.

Implementasi IPv6
    Secara garis besar implementasi IPv6 tidak dapat dengan serta merta dilakukan di semua lini end-to-end, terkait dengan keterlibatan jumlah komunitas/organisasi yang sangat besar di Internet, banyaknya aplikasi berbasis IPv4 yang telah digunakan, dan banyaknya bisnis yang masih memanfaatkan IPv4. Hal yang akan terjadi adalah adanya fase transisi secara bertahap dari IPv4 ke IPv6 dan implementasi IPv6 yang co-exist dengan IPv4 selama renggang waktu yang tidak dapat diprediksi. 
Namun demikian desain IPv6 sudah menyertakan mekanisme transisi. Beberapa mekanisme transisi tersebut yaitu: 

         Translasi: yaitu mekanisme implementasi yang memungkinkan komunikasi antara IPv6 dengan IPv4. Beberapa contoh mekanisme ini adalah SIIT, NAT-PT, SOCKS 64.
         Tunneling yaitu mekanisme yang memungkinkan komunikasi end-to-end IPv6 di atas jaringan IPv4 atau sebaliknya. Contoh mekanisme tunneling ini 6to4, 6 over4, Tunnel broker, automatic tunnel.
         Dual Stack adalah mekanisme implementasi yang mempersyaratkan dukungan terhadap IPv6 dan IPv4 di perangkat yang sama.  
IPv6 berdasarkan implementasinya dapat dibedakan dalam 2 kelompok, yakni:
         Implementasi di level aplikasi yang terkait juga dengan dukungan servernya.
Pada saat ini telah terdapat beberapa aplikasi yang sudah mendukung IPv6 diantaranya  aplikasi jaringan dasar (Apache: Web server, FTP, Ping, Telnet, SSH, mail) serta XML (bahasa pemrograman untuk pengembangan software), dan untuk server hampir semua Operating System versi terakhir telah mendukung IPv6 diantaranya adalah Windows XP SP1, Linux (antar lain: Fedora, Mandrake, Ubuntu), Mac OS, Sun Solaris, AIX.
         Implementasi level jaringan IP.
Untuk perangkat jaringan IP yang bekerja di bawah layer 3 OSI (seperti hub, switch layer 2, teknologi transmisi) tidak terpengaruh dengan implementasi IPv6, namun perangkat-perangkat yang melibatkan proses routing dan identifikasi layer 3 OSI (seperti routing, switch layer 3) perlu mendukung teknologi IPv6.
Kedua level implementasi IPv6 di atas dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan bagi penyelenggara telekomunikasi untuk mengimplementasikan IPv6 di dalam infrastrukturnya dan pertimbangan pengembangan organisasi untuk implementasi IPv6.

Implementasi IPv6 di level aplikasi
    Pada saat ini telah banyak aplikasi yang dikembangkan berbasis IPv6, namun demikian belum terdapat implementasi komersial yang market proven terkait dengan keengganan konsumen khususnya yang menyangkut perlunya pembelajaran bagi teknologi dan investasi baru. Banyak yang memprediksi bahwa demand/ implementasi global IPv6 muncul pada saat teknologi wireless dapat memenuhi kebutuhan jangkauan wireless yang semakin luas, dan dukungan bandwidth yang semakin besar (seperti WIMAX), serta penetrasi yang semakin besar dan dukungan IPv6 pada perangkat komunikasi mobile (handphone, PDA, notebook) serta dukungan aplikasi voice switching di atas jaringan IPv6 yang semakin mapan (standar, industri).
Terkait dengan hal tersebut bagi penyelenggara telekomunikasi, antisipasi terhadap booming IPv6 di level aplikasi perlu dipersiapkan dalam bentuk kemampuan upgrade IPv6 aplikasi/server khususnya bagi aplikasi voice dan internet.      

Implementasi IPv6 di level jaringan IP
    Mengacu pada rekomendasi IETF RFC 1752, implementasi IPv6 di level jaringan IP sebaiknya dilakukan dalam bentuk upgrade secara bertahap, implementasi secara bertahap, serta biaya awal implementasi yang rendah, dimana hal tersebut dimaksudkan sebagai:
  • Fase pengenalan terhadap fitur dan karakteristik dari IPv6.
  • Berorientasi pada penghematan investasi.
  • Manajemen resiko yang lebih baik. 
    Sebagai pertimbangan di dalam implementasi IPv6, saat ini teknologi MPLS telah umum digunakan di jaringan backbone penyelenggara telekomunikasi. Di dalam MPLS terdapat beberapa metoda untuk mendukung IPv6, yaitu:
     Metoda dual stack IPv6-IPv4 CE. Pada metoda ini CE memiliki kemampuan membentuk tunneling IPv6 di atas IPv4. PE mengenali trafik dari CE sebagai trafik IPv4. MPLS memberikan layanan standar IP VPN layer 3 sebagai transport trafik antar site IPv6.
Gambar 1.     Tuneling IPv6 di atas IPv4 oleh CE.  
  • Metoda L2 VPN (VPN berbasis Layer 2 OSI). Pada metode ini, PE tidak membaca alamat IP dari CE, PE hanya menyediakan layer 2 VPN (berbasis standar Martini, Compella atau VPLS) yang bersifat transparan terhadap protokol trafik di layer atasnya dan dapat digunakan sebagai transport antar site IPv6. Komunikasi antar CE menggunakan IPv6 melalui layer 2 VPN tersebut.
Gambar 2.   IPv6 di atas L2 VPN
       
  •  Dual Stack model 6PE yang mengacu pada draft-ietf-ngtrans-bgp-tunnel-04. Pada metode ini implementasi IPv6 mensyaratkan router PE mempunyai kemampuan 6PE. Antar 6PE melakukan pertukaran informasi (reachability message) mengenai keberadaan jaringan IPv6 yang diwakili menggunakan alamat IPv6. Routing dan identifikasi router di dalam jaringan MPLS tetap menggunakan IPv4.
Gambar 3. Implementasi IPv6 di MPLS menggunakan 6PE.                                                                                   
    Dengan referensi ketiga metoda tersebut, penyelenggara telekomunikasi dapat menyusun skenario implementasi IPv6. Skenario transisi IPv6 berbasis MPLS yang diusulkan adalah dari Edge network ke Core Network (driver pelanggan) dengan uraian sebagai berikut:

  1.    Implementasi fase awal dimana pada saat ini di Indonesia telah terdapat beberapa komunitas IPv6 (data APJII tahun 2004 menunjukkan terdapat 131.073 IPv6 yang terdaftar) metoda 1 dan 2 dapat digunakan. Metoda 1 secara generik dapat digunakan di semua daerah, oleh karena hampir semua produk router terbaru (hardware dan software) memiliki kemampuan tuneling IPv6-IPv4. Sedangkan kebijakan mengenai router dual stack CE dapat disediakan oleh pelanggan atau penyelenggara tergantung dari jenis VPN yang digunakan (manage service atau unmanage service). Metode 2 (L2 VPN) digunakan apabila PE di suatu daerah telah support teknologi tersebut. Metode 2 memberikan fleksibilitas yang lebih baik bagi pelanggan dalam hal pengaturan routing IPv6. Pada fase awal ini jika ada kebutuhan upgrade router, maka hanya terjadi di sisi CE atau PE pada daerah-daerah tertentu, sedangkan pada core network MPLS tidak diperlukan upgrade. 
  2.    Fase kedua adalah implementasi IPv6 di jaringan MPLS menggunakan metode 3 (6PE). Kebutuhan terhadap implementasi IPv6 di jaringan MPLS ditandai dengan  semakin besarnya komunitas IPv6 di zona 20, adanya aplikasi/layanan IPv6 yang diselenggarakan oleh penyelenggara telekomunikasi atau mulai muncul tren IPv6 di perangkat komunikasi mobile. Dalam perkembangannya metode 6PE dapat berkembang menjadi router PE yang memiliki kemampuan VPN IPv6 dan VPN IPv4 (misalnya 6VPE) yang berpotensi pada semakin baiknya performansi jaringan IPv6, dimana pada saat ini teknologi tersebut masih belum matang (masih kurangnya dukungan standar dan industri). Pada fase 2 ini kebutuhan upgrade muncul di router-router PE, serta kemungkinkan server-server aplikasi IPv6 (misalnya DNS, mail/web server)  namun belum diperlukan upgrade di core network MPLS. 
  3.    Fase ketiga adalah implementasi IPv6 di semua jaringan MPLS. Kebutuhan implementasi pada fase 3 ditandai dengan telah diimplementasikannya IPv6 di semua komunitas zona 20, dan semua aplikasi/layanan publik yang disediakan oleh penyelenggara telekomunikasi tersebut telah berbasis IPv6. Pada fase 3 ini kebutuhan upgrade akan muncul di core network MPLS.    
Pada skenario tahapan di atas, hanya mengatur koneksi antar site IPv6, sedangkan untuk fungsi translasi yang diperlukan untuk komunikasi antara site IPv6 dengan site IPv4, diusulkan sebagai berikut:

  • Fungsi translasi IPv6-IPv4 disediakan oleh pelanggan. Jika kebutuhan translasi hanya pada site pelanggan diluar zona 20 
  • Penyelenggara telekomunikasi menyediakan semacam gateway yang menjalankan fungsi translasi IPv6-IPv4 pada saat telah terdapat aplikasi/layanan publik yang berbasis IPv6. Namun hal ini dapat membuka celah keamanan jaringan dan manajemen QoS yang lebih kompleks, oleh karena itu perlu adanya pembatasan terhadap akses ke gateway tersebut.  
Penutup
Booming implementasi IPv6 khususnya di level aplikasi tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, namun dukungan industri terhadap teknologi tersebut semakin besar (baik disisi hardware dan software). Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka penyelenggara telekomunikasi perlu mempersiapkan skenario implementasi IPv6 baik di level aplikasi maupun di level jaringan IP. Implementasi IPv6 di level jaringan sebaiknya dilakukan dalam bentuk upgrade secara bertahap, implementasi secara bertahap, serta biaya awal implementasi yang rendah.